Archive for Mei 18, 2010



( Sebuah Pendekatan Semiotika )

Oleh: Najma Thalia, S.S.

A. PENDAHULUAN

Secara kodrati, manusia diciptakan berpasang-pasangan (Q.S. Ar-Ruum : 21) dengan harapkan mampu hidup berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Dari sini tampak bahwa sampai kapan pun, manusia tidak mampu hidup seorang diri, tanpa bantuan dan kehadiran orang lain.

Salah satu cara yang dipakai untuk melambangkan “bersatunya” dua insan yang berlainan jenis dan sah menurut agama dan hukum adalah pernikahan. Masing-masing daerah mempunyai tata upacara pernikahannya sendiri-sendiri. Dalam bahasan ini, penulis akan mencoba mendeskripsikan tata upacara pernikahan adat Jawa dipandang dari sudut pandang semiotika.

B. PEMBAHASAN

Pernikahan adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan sepasang kekasih untuk menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis keturunan. Guna melakukan prosesi pernikahan, orang Jawa selalu mencari hari “baik”, maka perlu dimintakan pertimbangan dari ahli penghitungan hari “baik” berdasarkan patokan Primbon Jawa. Setelah ditemukan hari “baik”, maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup pernikahan, dengan cara diurut perutnya dan diberi jamu oleh ahlinya. Hal ini dikenal dengan istilah “diulik”, yaitu pengurutan perut untuk menempatkan rahim dalam posisi yang tepat agar dalam persetubuhan pertama memperoleh keturunan, dan minum jamu Jawa agar tubuh ideal dan singset.

Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang “harus” dilakukan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Menurut Sumarsono (2007), tata upacara pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut : Baca lebih lanjut


HA NA CA RA KA
Ana caraka (utusan)

DA TA SA WA LA
Padha suwala (padudon, pancakara)

PA DHA JA YA NYA
Padha dene digdayane

MA GA BA THA NGA
Wasana padha dadi bathang

====================================================
Ajaran filsafat hidup berdasarkan aksara Jawa yang sebagai berikut :

Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaan )

Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan

Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Khalik ) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.

Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.

Lurik tenunan Klaten
Mung mlirik iso kegowo impen ….

Lurik Klaten, salah sawijining Tenun Tradisional kang wis wancine wong Jawa kabeh nguri-uri.

kisah masa masa kecil obama di indonesia..kini di filmkan.
FLIM ” OBAMA ANAK MENTENG”
kegiatan syuting sudah di mulai tanggal 14 mei 2010
pengambilan gambar syuting sdisekitar daerah cimahi bandung jawa barat
Dalam novel OBAMA ANAK MENTENG karya Damien Dematra yg telah terbit..ada penggalann kisah yang menurut kabar di intervensi pihak luar tidak boleh ada dalam film…

{OBAMA BELAJAR SHALAT}

film ini di sutradai oleh DAMIEN
pemeran obama kecil:Hasan Faruq Ali adalah seorang anak kecil asal Amerika Serikat. Faruq didapuk memerankan Obama kecil karena wajah dan tubuhnya yang mirip presiden Amerika Serikat saat tinggal di Indonesia tahun 70-an.
dengan durasi sekitar 100 menit

– Film ‘Obama Anak Menteng’ sepertinya akan menuai kontroversi. Film yang akan rilis Juni 2010 itu akan menampilkan hal sensitif Barack Obama selama tinggal di Menteng Dalam, Jakarta. Dalam film itu, Obama kecil salat dan mengaji.

Damien Dematra, sutradara ‘Obama Anak Menteng’ mengaku tidak takut meski mengangkat hal sensitif tersebut dalam filmnya. Damien mengklaim punya bukti kuat Obama kecil memang salat. Selama 4 tahun di Jakarta, Obama kecil pernah belajar mengaji dan salat.

“Kalau Obama kecil mengaji dan salat itu fakta. Kami punya bukti kuat,” kata Damien saat ditemui di Oyster Kafe, Plasa Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2010).

Sutradara sekaligus penulis buku ‘Obama Anak Menteng’ itu tidak khawatir jika adegan salat itu akan menyulut kontroversi. Damien mengaku sudah mengantongi izin dari Gedung Putih, Amerika Serikat (AS) untuk mengangkat fakta itu.

“Kami juga meminta izin ke AS, dan mendapat izin informal. Silakan saja semua orang punya masa kecil,” tegas Demien.

Obama berkali-kali menegaskan ia beragama Kristen. Namun masalah agama Obama masih terus menjadi perdebatan, baik sebelum ia menjadi presiden ataupun hingga kini ia memimpin AS.

Media massa di negeri Paman Sam itu bahkan sempat menurunkan polling soal agama Obama. Dari polling NBC News/Wall Street Journal misalnya sebanyak 13 persen percaya Obama beragama Islam. (ebi/iy)

Blog di WordPress.com.
[ Kembali ke atas ]